Hot Article

Konsili Nicea,Sejarah kelam pemalsuan agama











Konsili Nicea,Sejarah kelam pemalsuan agama





Bulan Desember,sudah
sangat identik dengan bulannya Ummat Kristen.Bukan tanpa
alasan,karena di bulan ini ada terdapat 2 perayaan hari besar agama
mereka di bulan ini yaitu Natal dan tahun baru.Kita sebagai Ummat
Islam,tetap menghormati hari raya mereka itu.Walaupun,sudah pasti
kita dilarang ikut ikutan merayakannya.Bahkan,Khusus pada hari raya
Natal.Kita pun dilarang untuk mengucapkan “selamat hari Natal”
yang berarti kita memberi selamat atas kelahiran Tuhan anak pada
kepercayaan agama Kristen.Mengingat fakta itu,mungkin sekaranglah
timming yang tepat bagi ane untuk membahas sesuatu yang berhubungan
dengan sejarah lahirnya agama Kristen di muka bumi.Untuk itulah ane
akan membahas sesuatu yang berhungan dengan konsili
nicea.Karena,perlu kalian ketahui bahwa agama Kristen sendiri tidak
pernah ada di zaman Yesus/Nabi Isa hidup.Sebelum lanjut,baca dulu artikel ane lainnya ISLAM,betapa kerennya agama ini dan apa sebenarnya fungsi agama?


 










Arianisme










Bicara mengenai
Konsili Nicea 1, sudah pasti kita akan menyinggung salah satu kubu
yang terlibat dalam agenda sidang ini. Arianisme adalah sebuah
pemikiran teologi kekristenan yang berangkat pada penafsiran dan
pemikiran Arius pada akhir abad ke-3 sampai awal abad ke-4. Dia
sendiri adalah seorang presbiter dari Alexandria-Mesir. Pemikiran dia
tentang isi kitab Injil yang di terjemahkan secara logika dan nalar.
Dia berkesimpulan bahwa Yesus adalah berbeda dengan Bapa. Dan Yesus
bukanlah Tuhan, melainkan seorang Nabi. Pemikirannya sangat
berpengaruh di di Mesir saat itu dan menjadi tokoh yang amat di
sanjung oleh pengikut-pengikutnya. Hal ini membuat beberapa Uskup
Uskup di daerah-daerah lainnya yang masih menggunakan teologi kristen
Trinitas merasa terusik dengan perkembangan aliran Arianisme yang
semakin hari semakin berkembang dan meluas saja.


Arius, lahir di
Alexandria/Iskandaria pada tahun 250. iya menyelesaikan pendidikan
teologi dari seorang teolog bernama Lukianos dari Samosata di
Anthiokhia hingga sang guru akhirnya meninggal. Lalu ia kembali ke
Alexandria. Merasa ilmunya telah cukup. mumpuni ia pun tak
melanjutkan pendidikannya "lah, kan guru ane dah matot. Gimana
sih?" begitu mungkin fikirnya. Tak sangka tak di duga,
sekembalinya ia ke kampung halamannya di Alexandria. Ia diangkat
menjadi diaken atau pelayan gereja oleh uskup gereja Alexandria.


"Rin, lu
nganggur kan?lu sudah gk sekolah lagi kan?mau gk loe jd pelayan
gereja. . Jadi bawahan gue?"tanya uskup


"wah. . . boleh
juga tuh kup. Tapi, gajinya UMR gk?"


"tenang aje lah,
kalo kerja lu bagus. . gaji menyesuaikan. . Apalagi, loe kan biaa
sekalian ibadah tuh. Jadi pelayan jamaah"jawab uskup


"bener juga ya
kup. . lumayan, daripada nganggur"


Namun, kerjaan Arius
tak bertahan lama. Karena perbedaan politik di dalam gereja dan
kebijakan sang Uskup bosnya Arius yang bernama Petrus itu, mengenai
penolakan Petrus pada pertobatan orang kristen yang murtad karena
kena siksa Romawi. Dan, Arius tak mendukung kebijakan itu. Setelah
masa jabatan Petrus berakhir. Maka ia di gantikan oleh Akhillas. Dan
Arius pun di pekerjakan kembali sebagai pelayan gereja. Bahkan
jabatannya pun di naikkan menjadi setingkat Pastor. Saat itu, Arius
mulai menyebarkan pemikirannya tentangt teologi ketuhanan.
Pemikirannya ini banyak di pengaruhi oleh pemikiran Origenes, namun
pemikirannya lebih modern dan logis. Hasilnya sudah bisa di tebak,
Arius mulai banyak mengalami pertentangan dengan sesama orang kristen
sendiri. Orang yang pertama menentangnya adalah Alexander, sang uskup
pengganti Akhillas. Semua pemikiran Arius di tulis dalam sebuah buku
karangannya sendiri, dan pemikirannya ini cepat saja, menyebar di
kalangan gereja dan jamaah kristen. Akhirnya, Alexander memberikan
kutukan pada Arius dan pengikutnya. Serta memerintahkan untuk
menghukum Arius. Namun Arius, tak kalah cerdas. Dengan banyaknya
pendukung di belakangnya. Ia meminta bantuan kepada Eusebius dari
Nikomedia. Eusebius adalah seorang yang sangat berpengaruh di gereja.
Sehingga Gereja terbelah menjadi 2 kubu besar pendukung Arius dan
pendukung Alexander. Perpecahan di Mesir, membuat resah gereja
gereja di sekitarnya Tak terkecuali gereja. pusat Konstatinopel yang
merasa gusar dengan perkembangan pesat pendukung Arius. "Wah,
kacau coeg. . si Arius itu, banyak bingits pendukungnya coeg"
"iya kup, kacau dah emang. kalo logika di campur dengan iman,
beginilah jadinya" "iya tur, kan sudah jelas kalo iman itu
tak boleh di campur campur dengan logika. Beginilah jadinya. Gimana
kalo kita lapor aja sama Kaisar kup?Kita eksekusi tuh si Arius"
"Bener tur, kita harus bertindak. . kalo nggak, bisa musnah
pengaruh kita disini. . loe gk mau kan, jabatan loe di copot?"


"iya lah. . .
jangan sampe. "










Pembantaian




. Tibalah saatnya, tahun 325 M Konsili Nicea 1 dilaksanakan.
Kaisar Romawi tak berani langsung memberhangus dan menghukum Arius
secara otoriter. Mengingat pengaruh besarnya dan pendukungnya.
Disamping, karena Kristen telah kala itu telah menjadi sendi sendi
dalam kehidupan pemerintahan, sehingga permasalahan Kristen berarti
permasalahan negara, perpecahan Kristen berarti juga perpecahan
Negara. Maka  diadakanlah konsili oikumenis di Nicea yang
dihadiri oleh 318 orang. Lalu di undanglah semua uskup dari penjuru
Romawi untuk mengikuti konsili Nicea 1. Dan, penentuan nasib pun di
tentukan. Mayoritas Uskup menolak pandangan Arius tentang Allah
adalah Tuhan yang kekal dan Yesus tidak kekal serta merupakan hanya
makhluk ciptaan Tuhan. Beberapa pokok berikut Arianisme adalah 
 
1)       Yesus adalah
ciptaan yang sulung dan tertinggi derajatnya. Kemudian melalui Dia,
Allah Bapa menciptakan segala sesuatu, yaitu Paulus, “Ia adalah
gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari
segala yang diciptakan” (Kol. 1:15). 2)      
Yesus tidak ada dari kekal adanya, dari sana tidak ada (tidak ada)
menjadi ada. Dia datang hanya selaku pengajar dan teladan bagi semua
orang. Karena ketaatan-Nya kepada Allah Bapa, maka Dia diberi
penghargaan ilahi.




Arian bahkan mengutip kata-kata dalam
Kitab Suci seperti "Bapa lebih besar dari pada Aku"dan juga
"yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan".






Para uskup menganggapnya sebagai penghinaan
terhadap Yesus. Perdebatan hari itu sangatlah panas, bahkan dikatakan
dalam laporan hagiografi Nikolas dari Myra, perdebatan di konsili
tersebut menjadi sedemikian panas hingga ia menampar muka Arius
karena tidak bisa mempertahankan argumennya sendiri. Meski begitu,
dalam voting hanya 2 uskup yang mendukung Arius. Sehingga, Arius dan
2 Uskup pendukungnya di hukum dengan cara di kucilkan dan buku buku
pandangan Arius di bakar, para pengikutnya di berhangus oleh
Kekaisaran. Pengikutnya yang selamat, tetap berdakwah secara sembunyi
sembunyi ke pelosok Eropa dan Timur tengah hingga lahirnya Nabi
Muhammad, banyak dari beberapa pendeta Kristen yang akhirmya masuk
Islam. Dan sampai saat itu, Uskup Uskup di Barat dan Timur terutama
di kota kelahiran Arius sendiri di Alexandria sibuk mengahabiskan
hidupnya demi menghalau semua doktrin dan pengaruh Arius yang tidak
terbendung.








Referensi 



https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/38975818/Bidat-Bidat.Doc?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1544490272&Signature=SH4hHxz/JFCGFZW/8tN4HPWOoe0=&response-content-disposition=inline; filename=bidat-bidat.doc 


https://id.wikipedia.org/wiki/Konsili_Nicea_I#Agenda_dan_prosedur


https://id.wikipedia.org/wiki/Arius






5 komentar:

  1. Pengkristusan yesus jadi 'maskot' konsili ini.
    Request dong ka... Bahas juga konsili trente yg juga bikin kristen makin banyak denominasinya. Terutama soal konsep pembaptisan.
    Danke sehr

    BalasHapus
  2. Pengkristusan yesus jadi 'maskot' konsili ini.
    Request dong ka... Bahas juga konsili trente yg juga bikin kristen makin banyak denominasinya. Terutama soal konsep pembaptisan.
    Danke sehr

    BalasHapus
    Balasan
    1. lu ngerti arti konsili nggak sih? jangan2 lu cuman bahas konspirasinya doang tanpa mengetahui isi konsili tersebut...

      Hapus