Hot Article

Alasan Kenapa Evangelion: 3.0+1.0 Thrice Upon A Time Jelek Banget

Alasan Kenapa Evangelion: 3.0+1.0 Thrice Upon A Time Jelek Banget(Review Anime)


 


Alasan Kenapa Evangelion: 3.0+1.0 Thrice Upon A Time Jelek Banget(Review Anime) -Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh bertemu lagi bersama saya Egag di channel Egagology, channel yang membahas tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan wibu dan otaku dari sudut pandang wibu barokah.

Oke seperti janji saya sebelumnya hari ini kita akan mencoba sedikit mereview anime berjudul Evangelion.
Yap benar, bisa dikatakan ini adalah segmen terbaru yang kami persembahkan buat kalian semua penonton setia channel Egagology.
Iya jadi ceritanya di segmen ini saya akan mereview beberapa judul anime yang pernah dan telah saya tonton. Dan saya akan mereviewnya khusus di channel ini saja. So karena itulah mungkin kedepannya saya akan cukup banyak mereview beberapa judul-judul anime. Ya mungkin bisa disamakan seperti kebanyakan channel-channel review anime mainstream lainnya. Dan saya akan menamakan segmen ini di dalam playlist dengan tajuk EGL Review. EGL adalah singkatan dari channel Egagology. Oke tanpa berlama-lama lagi mari langsung saja kita review anime berjudul Evangelion, Let's begin

Oke pertama-tama yang harus saya tekankan pada review kali ini adalah, yang akan kita review pada video kali ini adalah merupakan versi rebuild dari anime Evangelion alias versi movie terbaru dari franchise satu ini.
Kenapa hal ini mesti saya tekankan? karena menurut penelusuran saya dan ketika saya menonton kedua judul anime ini, baik anime series originalnya maupun versi rebuild dari anime Evangelion ini memiliki beberapa perbedaan yang cukup signifikan pada alur cerita storynya. Karena itulah untuk menghindari kebingungan yang meluas maka saya beritahu hal ini langsung di awal-awal video.

Anime Evangelion sendiri bisa dikatakan sebagai salah satu contoh anime jaman old yang sukses secara komersial dibuat ulang dengan gaya dan teknologi modern tanpa menghilangkan elemen-elemen yang menjadi ciri khas dari anime originalnya.

Ya mungkin itulah kesan pertama yang bisa saya katakan ketika saya mencoba menonton, baik anime originalnya maupun anime rebuild dari franchise Evangelion ini.

Namun memang seperti yang dikatakan oleh para reviewer-reviewer di luar sana yang pada umumnya mereview anime movie rebuild ini. Anime original seriesnya memang memiliki cerita yang lebih panjang dan adegan filler yang lebih beragam dibandingkan anime rebuild-nya yang secara adegan dan cerita tampak lebih padat dan bahkan banyak memotong adegan-adegan di dalam anime seriesnya.
Selain itu beberapa adegan pengenalan karakter di dalam anime rebuild ini juga diubah dengan adegan-adegan baru yang berbeda sama sekali dengan versi original seriesnya. Selain itu juga pengenalan visi dan juga tujuan utama dari anime ini juga diperkenalkan lebih awal dibandingkan anime originalnya yang justru mengenalkan tujuan utama dan organisasi rahasia serta ideologi filsafatnya di pertengahan alur cerita anime.
Dan seperti yang telah saya katakan di atas, meskipun ada beberapa perbedaan dan adegan namun ciri khas anime ini yang penuh dengan elemen-elemen teologis dan juga filsafat eksistensi manusia serta eksistensi Tuhan di anime Evangelion tetap dipertahankan. Dan bisa dikatakan baik anime orinya maupun versi rebuild-nya tetap membuat saya cukup kebingungan sekaligus bertanya-tanya, mengapa? anime ini dengan jalan cerita seperti ini bisa laku serta digemari secara komersial dan bahkan bisa dianggap sebagai legenda oleh para penggemarnya.
Pertanyaan ini terlintas di pikiran saya karena anime ini menurut saya biasa-biasa saja dan tidak terlalu spesial.

Oke mungkin untuk review kali ini saya akan membagi list beberapa alasan kenapa bagi saya anime ini tidak terlalu spesial dan cenderung biasa-biasa saja. Dan bahkan saya sama sekali tidak tertarik mengoleksi anime satu ini ataupun untuk sekedar menonton ulang.

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang anime rebuild Evangelion ini. Perlu kalian ketahui bahwa anime ini digarap oleh studio bernama studio Khara. Nama yang cukup asing di telinga para penggemar anime, tapi jangan salah ternyata studio ini adalah studio besutan Hideaki Anno yaitu Sang Kreator dari serial anime Neon Evangelion Genesis.
Anime movie rebuild pertama sendiri dirilis pada tahun 2007 dengan judul Evangelion 1.0 You Are not alone dan movie terakhir yang dirilis dari seri ini adalah film keempat yang dirilis pada tahun 2021 yang diberi judul Evangelion 3.0 + 1.0 Thrice Upon a Time. Dan semua film tersebut disutradarai oleh Anno sendiri.

Oke mari kita review keempat film anime tersebut. Langsung saja yang pertama adalah

Membingungkan

Ya seperti yang telah saya mention juga sebelumnya memang bisa saya katakan cerita yang ditampilkan di anime ini alias anime the movie Evangelion  ini cukup membingungkan.
Salah satu sebabnya adalah karena banyaknya istilah-istilah teologis di dalam anime ini, yang anehnya juga justru tidak terlalu dijelaskan sama sekali, baik lewat narasi maupun dialog para karakter-karakternya.
Salah satu contohnya adalah seperti misalnya naskah Laut Mati yang ternyata jika kita telusuri lewat laman Google adalah sebuah naskah kuno yang ditemukan pada tahun 1946 hingga 1956 di daerah tepi barat wilayah Palestina.

Di dalam anime Evangelion sendiri naskah ini hanya di mention beberapa kali sebagai sebuah naskah yang dianggap sebagai layaknya buku ramalan masa depan.
Namun seperti yang saya katakan di atas, tidak dijelaskan dan juga disebutkan dari mana asal naskah Laut Mati tersebut. Sama sekali tidak dijelaskan juga sejarah asal muasal naskah tersebut dan hal-hal yang berhubungan dengan semua referensi dan juga penjelasan dari naskah tersebut. Karena itulah hal itu sangat membingungkan bagi saya dan juga mungkin bagi para penonton-penonton awam yang baru mengenal anime satu ini dan juga sama sekali tidak mengenal yang namanya teologis agama Kristen dan juga Yahudi.
Selain naskah Laut Mati, banyak juga istilah-istilah asing di dalam anime ini seperti misalnya Lilith, pohon kehidupan dan lain-lain di anime Evangelion yang jelas pastinya sangat membingungkan kita sebagai penonton awam.

Selain karena istilah-istilah asing tersebut, secara keseluruhan memang anime ini sangat pantas dikatakan sebagai rajanya hal-hal yang membingungkan di dalam anime. Terutama pada film terakhirnya yang berjudul Evangelion: 3.0+1.0 Thrice Upon a Time. Ya memang jika kita menonton alur cerita dari film pertama hingga kedua bisa dikatakan alur cerita dari kedua film tersebut masih nyambung dan masih bisa dicerna.

Meskipun, ya ada juga beberapa adegan-adegan yang sulit dicerna seperti misalnya ketika Gendo dan Fuyutsuki pergi ke luar angkasa guna melihat bulan. Tiba-tiba kita diperkenalkan dengan Kaworu yang terbang di angkasa luar tanpa menggunakan alat bantuan apapun.
Lalu setelah itu hal yang mengejutkan pun terjadi, adegan berganti memperlihatkan tubuh Lilith dihadapan Kaworu yang ketika itu masih berada di bulan. Hal ini jelas sangat sulit untuk dicerna karena di film pertama diperlihatkan bahwa Lilith tersimpan dan terjaga dengan baik di bawah markas Nerv.

Ya hal ini sangat membingungkan dan bagaimana bisa? Lilith tiba-tiba berada di bulan dan lagi-lagi hal itu pun sama sekali tidak dijelaskan di dalam versi the movie ini.

 
Namun ternyata semua adegan-adegan itu tidak ada apa-apanya dibandingkan ketika kita menonton puncak dari segala kebingungan di dalam anime ini , yaitu tepatnya di film ketiga dan keempat.

Ya film ketiga sendiri dibuka dengan sebuah kejutan besar dan bisa dikatakan tidak masuk akal dan logika.
Bagaimana bisa? Asuka diceritakan hidup kembali walaupun di film sebelumnya ia diceritakan tewas dan tubuhnya hancur berkeping-keping.
Dan di film ketiga ini ia diceritakan hidup kembali walaupun ia terpaksa menutup sebelah matanya karena alasan yang tidak diketahui.

Shinji pun juga diceritakan bangkit dari koma panjangnya dan ia bersama Asuka dan Mari tampak tidak mengalami penuaan sama sekali meskipun dikatakan bahwa mereka telah melewati skip waktu selama 10 tahun.
Dan selain itu teman-teman mereka selama bersekolah pun telah pada menikah bekerja dan mempunyai anak. Aneh bukan?
Sudah seperti serial Detektif Conan aja, nih film.
Selain itu di dalam anime ini juga kita bisa melihat banyak adegan-adegan absurd seperti misalnya adegan kapal-kapal laut yang terbang berputar-putar di langit, dan lagi-lagi hal tersebut juga tidak dijelaskan di dalam animenya mengapa hal itu bisa terjadi.

Selain hal yang bisa kita simpulkan adalah mungkin hal tersebut efek dari adanya Third Impact.
Nah pada film keempatnya keanehan ini semakin dan semakin menjadi, bahkan ketika saya menonton film ini sampai-sampai saya merasa bahwa latar dan tempat di dalam anime ini bukanlah di bumi, melainkan seperti di dunia lain karena betapa berbedanya visual yang ditampilkan.

Ya meskipun di beberapa adegan memang juga kita masih bisa melihat beberapa visual kebun dan pertanian, namun tetap saja mayoritas visual yang ditampilkan di dalam anime ini penuh dengan warna merah dan hitam di mana-mana.
Kita juga tidak diberi petunjuk di mana sebenarnya lokasi mereka berada.
Misalnya ketika Shinji dan Kaworu menarik tombak Longinus, saya sama sekali tidak paham dimanakah lokasi ini berada? di bawah tanah? di luar angkasa atau di laut?

Lalu setelah itu ketika adegan Puncak terjadi, di mana Misato Katsuragi dan grup pramuka pimpinannya yang bernama Willie berusaha menggagalkan dan menyerang Gendo yang berusaha menjalankan rencana menghidupkan kembali istri tercintanya alias bucinnya yang bernama Yui Ikari juga sama. Kita hanya bisa melihat background merah dan abstrak tanpa adanya sama sekali elemen-elemen yang ada di bumi seperti misalnya laut, awan, pepohonan atau yang lainnya sehingga seolah mereka sedang berada di dunia lain alih-alih berada di bumi.

Endingnya pun tak kalah menspeechleskan.  Dimana kita diperlihatkan animenya menjadi hitam putih penuh sketsa yang saya kira pada awalnya adalah sebuah kesalahan studio yang luput memberikan pewarnaan dan juga sebagai bentuk kemalasan dari tim finishing yang memeriksa setiap frame animasi.
 Namun ternyata saya salah, semua itu bukanlah kesalahan dalam pengerjaan animasi melainkan semua itu benar-benar disengaja seperti yang diinginkan oleh sang sutradara. Yang bisa dikatakan membuat visual anime ini tampak benar-benar aneh karena kita hanya diperlihatkan goresan animasi sketsa tanpa warna.
Lalu semua itu dilanjutkan dengan adegan happy ending yang tampak seakan seolah-olah kejadian di tiga film sebelumnya hanyalah mimpi dari seorang pengangguran bernama Shinji yang sok-sok-an memakai setelan jas rapi seakan Ia adalah pegawai kantoran.
Namun dari semua hal-hal aneh di dalam anime ini, adegan yang paling membuat saya seolah ingin menepuk jidat di dalam film keempat dari anime Evangelion ini adalah ketika tiba-tiba kepala Yui muncul memenuhi layar dan para pasukan Eva putih bermunculan memenuhi seluruh dunia di dalam anime ini.

Menurut saya adegan ini adalah adegan dari semua adegan yang paling Awkward dari sekian banyak ke awkward-an di dalam anime ini.

Yang kedua adalah karakter


Dari sisi pengkarakterisasian juga bagi saya anime ini tidak memiliki kesan yang mendalam sama sekali alias terkesan biasa saja.

Misalnya seperti apa yang dialami oleh sang karakter utama yaitu Shinji, tidak terlalu memberikan kesan apapun dibandingkan dengan beberapa karakter-karakter shounen dan lainnya saat ini. Sebutkanlah misalnya seperti Naruto. Menurut saya karakter Naruto lebih menjanjikan sebagai seorang main karakter. Karena selain latar belakangnya yang mendukung, secara motivasi pun Naruto memiliki alasan yang kuat dalam menjalani kisahnya,  ditambah dengan kemampuan spesial tersembunyinya yaitu siluman rubah ekor 9 yang tertanam di dalam tubuhnya serta, yang pastinya membuat kita juga menjadi tertarik mengikuti kisahnya.

Berbeda dengan Shinji yang sama sekali tidak memiliki hal tersebut.
Selain itu ia hanyalah diceritakan sebagai seorang anak introvert yang ditelantarkan oleh ayahnya dan tiba-tiba ia dipaksa untuk melakukan misi bunuh diri melawan para Angel dengan semua beban keselamatan dunia berada di pundaknya.

Karena hal itu pulalah ia menjadi depresi, berharap ia bisa lari dari segalanya dan tidak pernah hidup di dunia tersebut.

Ya begitulah karakter Shinji, kita tidak bisa merasakan motivasi apapun dari karakter satu ini, selain perasaan kesal karena melihat karakternya yang cengeng dan tidak ada motivasi hidup. Bahkan jika ia mati pun saya rasa kita tidak akan merasakan perasaan apa-apa.  Karena memang itulah keinginan Shinji sendiri.

Menonton karakter satu ini seperti layaknya menonton sinetron di tv-tv nasional Indonesia.

Ini saya rasa di Hideaki Anno selaku sang kreator dari anime ini, mungkin ketika membuat karakter satu ini sedang demam karena kemarin begadang sampai malam. Dan dia memaksakan diri untuk membuat karakter satu ini karena deadline. Dan ketika ia sembuh dari demamnya, animenya sudah jadi. Karena sudah terlanjur, maka jadilah Shinji sebagai MC dari anime series ini.

Karakter-karakter pendukung lain di anime ini seperti misalnya Misato Katsuragi juga tidak terlalu memberi kesan mendalam di mata penonton. Bahkan ketika di ending anime ini dia diceritakan rela berkorban melakukan serangan bunuh diri dengan cara menabrakkan kapalnya bersama tombak buatan organisasi pramuka bentukannya sendiri yaitu Wille ke arah mata super besar milik Yui. Di adegan ini saya sama sekali tidak merasakan feel apapun dari adegan ini,  karena mungkin bisa dikatakan karakter ini tidak diperkenalkan dengan baik sama sekali sehingga penonton awam pun tidak terlalu terkesan dengan karakter satu ini.

Mungkin hanya adegan kematian Asuka saja yang membuat saya sedikit terkejut, meskipun akhirnya ia dihidupkan kembali di film ketiga dan keempatnya.

Oke kita ke point yang ketiga. 

Yang ketiga adalah Fanservice

FS di anime ini bisa saya katakan sangat tidak ngotak. Alih-alih dianggap sebagai anime berkualitas. Saya malah menganggapnya seperti layaknya anime murahan yang bertebaran di luar sana.

Saya di beberapa video terdahulu juga pernah mengkritik anime berjudul Fireforce karena menempatkan FS tidak pada tempatnya alias terlalu dipaksakan, misalnya seperti adegan-adegan cewek yang kesandung tiba-tiba telanjang, terus karakter utamanya kesandung malah narik baju cewek terus langsung telanjang dan lain sebagainya.

Adegan ini bukannya bikin kagum malahan bikin mau nepok jidat karena terlalu recehnya adegan tersebut.

Nah ini juga terjadi di dalam anime film Evangelion ini.Dan bisa dikatakan Asuka adalah tumbal yang harus dikorbankan di dalam adegan-adegan tersebut. Seperti misalnya terjadi di dalam film keempatnya di mana diperlihatkan Asuka habis mandi dan tanpa baju , namun ia santai saja berdiri meskipun Shinji dan Konsuke Aida datang menemuinya.
Ia tetap santai dengan stylenya hingga akhirnya Aida memberinya handuk.

Menurut saya adegan ini sangat tidak realistis dan terkesan murahan terdapat di dalam anime yang “katanya” adalah anime legenda.

Beda ceritanya jika adegan ini terdapat di dalam anime yang belum punya nama dan belum terkenal seperti Evangelion, mungkin hal ini sangat wajar untuk menarik minat dan menarik penonton untuk menonton anime tersebut. Namun hal ini terjadi di dalam anime Evangelion. Sungguh sangat disayangkan.

Yang keempat, Supranatural


Nah mungkin inti dari semua kehancuran dan kebobrokan anime ini adalah terletak pada poin ini.

Dari awal film, kita diperkenalkan dengan cerita penuh mekanik umat manusia melawan para alien.

Namun kemudian cerita ini dipaksakan dimaksudkan unsur-unsur teologis di dalamnya. Dari sinilah kerusakan alur cerita anime ini mulai terlihat. Karena itulah tak mengherankan kenapa kita bisa melihat adegan-adegan absurd seperti misalnya kepala super gede milik Yui, Asuka yang tiba-tiba hidup kembali, lautan berwarna merah, para karakter utama yang tidak bertambah tua dan semua keanehan-keanehan lainnya.

Setiap unsur-unsur teologis dan supranatural yang dipaksakan dimasukkan ke dalam anime ini seolah menghianati ekspektasi penonton dan merusak keseluruhan cerita anime yang seharusnya bergenre Sci-Fi berubah menjadi anime dukun.

Yang kelima adalah musik


Dari sisi musik dan lagu yang selama ini sangat ditonjolkan dan menjadi salah satu nilai jual di dalam anime original seriesnya sayangnya aspek ini tidak benar-benar digarap dengan serius pada versi rebuild movie-nya. Saya pun bahkan sampai lupa dengan judul dari setiap lagu ending yang dimainkan dari keempat film ini.

Ya karena tidak terlalu penting juga untuk dicari tahu, didengarkan, apalagi sampai dikoleksi di dalam koleksi lagu anime favorit.

Mungkin satu-satunya nilai jual yang bisa ditawarkan dari keempat judul-judul anime ini adalah hanya pada kualitas gambar dan pergerakan animasinya saja. Ya studio Khara yang bertanggung jawab dalam pembuatan anime the movie ini cukup baik dalam menggarap setiap adegan yang ada di dalam anime ini. Adegan pertarungannya pun dibuat cukup heroik dan dramatis, namun lagi-lagi sebuah kualitas gambar dan animasi di masa kini sudah menjadi standar wajib bagi setiap anime yang digarap apalagi anime ini adalah anime bertajuk anime the movie review dari anime jaman old sudah pasti adegan-adegan dramatis dan adegan pertarungan yang wah dengan berbagai visual special effect sudah menjadi hal yang biasa bagi setiap anime-anime bertajuk the movie.

Ibarat kata seperti, misalnya ada anak kecil membanggakan komputer rakitannya sendiri yang memakai OS Windows 7,  padahal kita semua pastinya juga sudah tahu dan paham bahwa Windows 7 adalah standar terkini bagi komputer dan laptop di seluruh dunia. Kira-kira seperti itulah ilustrasi. Sederhananya dari anime ini, ya anime Evangelion  memang bagus secara kualitas gambar tetapi kembali lagi meskipun tampak baik namun tetap saja aspek tersebut belum bisa memuaskan saya sebagai penggemar anime yang mengambil sudut pandang bukan dari seorang penggemar fanatik dari franchise anime satu ini.

Dan yang selanjutnya adalah mungkin yang menjadi nilai jual dari anime ini adalah aspek pesan-pesan filsafat dan teologisnya. Ya bisa dikatakan mungkin aspek inilah yang menjadikan Evangelion sukses secara komersial dan menjadi salah satu nilai jual yang benar-benar ditonjolkan di dalam anime ini. Ya anime ini memang sangat kental menampilkan segala aspek teologis Kristen sehingga cukup wajar jika anime ini disebut juga dengan anime Kristen.

Namun lagi-lagi sayangnya konsep anime seperti itu pastinya hanya bisa dinikmati secara eksklusif bagi orang-orang yang benar-benar memahami konsep teologisnya saja. Bagi kita yang awam sama sekali dengan segala konsep teologis Yahudi dan Kristen, pastinya akan sangat kebingungan dan pusing dengan alur cerita yang ditawarkan.


So, namun saya sebenarnya cukup bisa memahami mengapa franchise satu ini bisa menjadi salah satu franchise populer di dunia. Karena di tahun 90-an bisa dikatakan adalah salah satu pelopor anime yang menyisipkan pesan-pesan filsafat dan teologis Kristen, Yahudi di dalam sebuah karya bernama anime yang memang pada saat itu anime sangat identik dengan tontonan buat anak-anak. Namun itu adalah zaman dulu, zaman terus berubah, industri anime pun juga terus berkembang mengikuti pasar. Saat ini anime tanpa adanya elemen berat di dalamnya terutama pada anime-anime berlabel shounen seperti bagaikan sayur tanpa garam,  tidak layak disebut sebagai anime Shounen dan mainstream.

Sebutlah contohnya seperti anime Death Note, One Piece, Naruto dan masih banyak yang lainnya adalah contoh-contoh anime Shounen yang menyisipkan pesan-pesan berat di dalamnya. Sehingga cukup sulit bagi saya mengatakan anime Evangelion dan sebagai anime yang luar biasa.

Kesimpulannya

Konsep anime memang lebih cocok digunakan di zaman generasi 90-an karena ceritanya sudah sangat tidak relevan untuk dibawa ke masa saat ini. Semua itu mencakup pada semua aspek yang telah saya jelaskan panjang lebar di atas sebagai Sayan Jalan. Cukuplah menjadi anime nostalgia, namun anime ini sangat tidak cocok bagi kaum muda secara universal.

Oke mungkin sekian dulu pembahasan kita hari ini tentang anime Evangelion dan review dari anime Evangelion.  Bagaimana pendapat kalian tentang anime satu ini? tulis di kolom komentar ya.
Dan terima kasih juga telah menyaksikan video kami, jangan lupa juga untuk like subscribe dan follow IG kami di @egagology untuk mendapatkan update informasi terbaru tentang anime dan jejak pangan lainnya serta pesan-pesan Islam di dalamnya. Akhir kata assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh insya Allah kita bertemu lagi di video selanjutnya


1 komentar:

  1. Sebenarnya bakal lebih ngerti kalo nonton yang movie 1 + the end of evangelion (alternatif ending sebelumnya ),dan series awalnya juga ,dan bagi saya memang ada beberapa masalah di musiknya ,keaslian dari evangelion sebelumnya ,juga masalah yang serius di 3DCG

    Dan untuk yang karakter dan membingungkannya ,kayanya memang disarankan untuk orang yang pertama nonton buat nonton semua seri nya untuk lebih kenal karakter tokoh ,dan istilah istilah di animenya

    Dan bagi saya justru seri rebuild ini punya konsep bagus dengan recap nya yang padat dan filmnya menurut saya bagus tetapi di versi rebuild ini ,mereka mengedepankan genre MECHA nya dibanding PSIKOLOGI nya ,jadi kritik tentang membingungkannya ,justru membuat saya bingung ,karena filmnya tidak se membingungkan itu

    BalasHapus